1060
sedang migrasi dari konsepbiologi.wordpress.com
slide 2 title
sedang migrasi dari konsepbiologi.wordpress.com.
slide 3
sedang migrasi dari konsepbiologi.wordpress.com
slide 4 =
sedang migrasi dari konsepbiologi.wordpress.com
slide 5
sedang migrasi dari konsepbiologi.wordpress.com
Wednesday, September 26, 2012
kartun karakter golongan darah
tambahan: penggolongan darah dan teorinya
Tuesday, September 25, 2012
Penggolongan darah
Konsep yang perlu dikuasai dalam membahasa penggolongan darah sistem ABO adalah pemahaman mengenai istilah aglutinin dan aglutinogen, namun sebelumnya kuasai dulu komponen-komponen darah.
Aglutinin
Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri itu. Di dalam darah aglutinin dijumpai dalam plasma darah.
Aglutinogen
Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Dalam kehidupan kita antigen bisa diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Antigen bisa dijumpai di dalam darah tepatnya berada pada sel darah merah. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B.
Ringkasnya di dalam darah dijumpai Aglutinin maka ia ditemukan pada plasma darah sedangkan aglutinogen posisinya ada di sel darah merah. Jadi di dalam darah bisa dijumpai aglutinin dan agultinogen bisa juga tidak.
Dr.Karl Landsteiner Part I.
Dengan dasar ini Dr.Karl Landsteiner dengan rekannya Donath dapat menggolongkan darah menjadi 4 macam. Penggolongan darah yang mereka lakukan disebut dengan penggolongan darah dengan sistem ABO. Penggolongan yang dilakukan oleh Landsteiner berdasarkan keberadaan antigen, hasilnya ada darah yang hanya memiliki antigen A saja, atau memiliki antigen B saja,atau memiliki antigen A dan B, atau tidak memiliki antigen.
konsepnya adalah Antigen tidak boleh bertemu dengan antibodinya. Jika sampai bertemu maka akan terjadi penggumpalan di darah. jika diapliaksikan dalam transfusi darah, maka ketika darah menggumpal maka fungsi darah jadi tidak berfungsi dan akibatnya pasien akan meninggal dunia.
ingat baik baik konsep di bawah ini:
- Pada darah setiap manusia tidak akan dijumpai Aglutinogen/antigen dan zat antinya(zat yang dapat menggumpalkan antigen). Jadi jika seseorang memiliki aglutinin A maka dalam darahnya tidak akan dijumpai aglutinin a yang dapat menggumpalkannya. Sama halnya dengan orang yang memiliki antigen B, maka di dalam darahnya tidak akan dijumpai zat penggumpalnya. Demikian juga dengan orang yang memiliki aglutinin A dan B, maka di dalam darahnya tidak akan ada aglutinin sama sekali. berbeda dengan orang yang tidak memiliki aglutinogen, di dalam darahnya akan dijumpai 2 macam aglutinin yaitu aglutinin a dan aglutinin b.
- Antigen A jangan sampai bertemu dengan antibodi a, jika ketemu darah akan menggumpal. Antigen B jangan sampai bertemu dengan antibodi b, jika ketemu darah akan menggumpal. Dengan kata lain, jika Antigen A bertemu dengan antibodi b, tidak terjadi penggumpalan demikian pula sebaliknya.
- Pada proses Donor darah perhatikan antigen pada donor, dan perhatikan antibodi resipien-jangan sampai bertemu.
[caption id="attachment_892" align="aligncenter" width="445"] Gambar darah setelah ditambahkan dengan aglutini[/caption]
Pada proses penggolongan darah
- jika seseorang memiliki aglutinogen A digolongkan ke dalam golongan darah A.
- ika seseorang memiliki aglutinogen B digolongkan ke dalam golongan darah B.
- jika seseorang memiliki aglutinogen A dan B digolongkan ke dalam golongan darah AB.
- jika seseorang memiliki tidak memiliki aglutinogen digolongkan ke dalam golongan darah O.
Berikut ini akan dijelaskan kasus mengenai proses transfusi darah:
Jika orang yang memberi darah bergolongan A. Maka di dalam darahnya akan terdapat aglutinogen A. Artinya dia tidak memberikan darahnya ke orang yang memiliki antibodi/aglutinin a. Orang yang tidak memiliki antibodi a adalah orang-orang yang bergolongan darah A dan AB. Jadi orang bergolongan darah A tidak boleh memberikan darahnya ke orang yang bergolongan darah B dan O.
sekarang sebagai refleksi untuk Anda jelaskan kepada siapa saja orang-orang yang bergolongan darah O bisa memberikan darahnya.
Gologan darah Rh+ : golongan darah yang mempunyai antigen Rhesus
Golongan darah Rh- : golongan darah yangak mempunyai antigen RhesusRh+ bersifat dominan, oleh karena itu Rh+ tidak boleh mendonorkan darahnya k tipe Rh- karena akan terjadi aglutinasi. Akan tetapi orang bergolongan darah Rh- boleh menyumbangkan darah ke orang bergolongan darah Rh+.
Jika sudah paham Anda bisa menerapkan pengetahuan Anda dalam permainan berikut ini. Permainan berikut ini adalah simulasi menolong pasien yang butuh kantong darah dan tugas Anda adalah harus memberikan golongan darah yang benar. Klik link berikut ini--> http://www.nobelprize.org/educational/medicine/bloodtypinggame/game/index.html
Posting saya lainnya:
sumber bacaan :
http://www.nobelprize.org/educational/medicine/landsteiner/readmore.html
bacaan lain :
http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/11/catatan-lanjutan-sistem-peredaran-darah.html
Wednesday, September 19, 2012
Persilangan dihibrid
1. Persilangan monohibrid
2. Persilangan dihibrid
3. penyimpangan semu hukum Mendel
4. Pautan
5. Pindah silang
6. Alel ganda
Persilangan Monohibrid | Hukum Mendel
Pada materi ini konsep yang perlu dikuasai adalah:
1. Konsep persilangan monohidrid
2. Konsep Kenampakan karakter sebuah individu dipengaruhi oleh susunan basa nitogen di dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat segmen-segmen DNA yang berisi informasi yang akan diwariskan kepada keturunannya, segmen DNA dalam kromosom ini disebut dengan gen. Jadi gen adalah sesuatu yang mempengaruhi kenampakan sebuah karakter.
3. Konsep mengenai Kromosom selalu berpasangan, kromosom pasangannya disebut dengan kromosom homolog. oleh karena itu keberadaan gen yang mempengaruhi karakter yang sama dapat dijumpai pada di kromosom homolognya. Hanya saja pengaruhnya bisa sama ataupun berbeda.
4a. Anda juga harus menguasai Hukum Mendel I. Hukum ini dikenal dengan hukum segregasi tentang hukum pemisahan alel. Hukum Mendel I mengatakan bahwa proses pembentukan gamet yang membawa karakter dan sifat berpisah secara bebas. Dalam bahasa inggris Hukum Mendel I dikenal dengan istilah the law of segregation.
Penjelasan:
Saya ambilkan sebuah contoh tak konkrit. Bagi yang mengikuti anime/manga jepang Naruto tentunya Anda akan mengenal istilah iris mata sharingan pada klan uchiha. Misalkan Gen pembawa kode genetis iris sharingan ini bersifat dominan dibandingkan dengan iris normal dan diberi kode 'S' (baca: es kapital) dan iris normal diberi kode `s`. Jadi susunan alel iris pada klan uchiha bisa SS, Ss, atau ss.
Pada hukum Mendel I, jika seorang klan uchiha yang bergenotip Ss maka alel Ss tersebut akan memisah secara bebas pada proses meiosis I menjadi dua sel gamet yang masing-masing akan membawa gen sharingan (S) dan gen normal (s). Jadi hukum mendel I didasari pada karakter pembelahan pada meiosis I.
4b. Setelah menguasai hukum Mendel I, Anda juga harus menguasai hukum Mendel II yaitu hukum penyusunan alel dari gamet, terjadi secara bebas. Artinya pada proses perkawinan, setiap gametnya akan berpasangan kembali dengan alelnya yang berasal dari kedua induknya terjadi secara bebas untuk menyusun alel yang baru untuk keturunan berikutnya.
Penjelasan hukum mendel II.
Masih menggunakan contoh mata sharingan yang saya gunakan dalam menjelaskan hukum mendel I. Kali ini ceritanya adalah misal sasuke uchiha, yang memiliki iris Sharingan, menikah dengan sakura yang matanya normal. Bagaimanakah memprediksi keturunan mereka?
Untuk memecahkan kemungkinan anak-anak mereka kita akan menggunakan hukum mendel II. Tapi sebelumnya kita harus tahu dulu bagaimana susunan alel sasuke dan sakura. Untuk genotip alel sakura dapat dipastikan ss karena dia bermata normal yang bersifat resesif (:baca dulu penjelasan Hukum Mendel I di atas) dan gametnya cuma ada 1 macam yaitu s.
Permisalan pertama:
Jika susunan alel Sharingan sasuke adalah heterozigot Ss maka setelah meiosis akan ada 2 macam gamet pada sel kelamin jantan pada testis sasuke yaitu sel gamet jantan yang membawa gen S (tipe iris Sharingan) dan sel gamet jantan yang membawa gen s (tipe iris normal).
Dengan menggunakan hukum Mendel II yang mengatakan bahwa sel-sel kelamin akan membentuk gamet dengan pasangan gametnya terjadi secara bebas, kita bisa memprediksi persentase kemungkinan anak-anaknya memiliki iris jenis yang mana? kemungkinan iris anak-anaknya dalam setiap kelahiran adalah 1:1. Hal ini disebabkan karena bisa gen S sasuke yang akan bertemu dengan s sakura, atau gen s sasuke yang akan bertemu dengan s sakura. Jika yang gen S sasuke bertemu dengan s sakura mata alel anaknya adalah Ss maka tipe irisnya adalah Sharingan. Akan tetapi jika gen s sasuke yang bertemu dengan s sakura maka anak mereka adalah normal.
Permisalan kedua:
Jika susunan alel Sharingan sasuke adalah homozigot maka setelah meiosis hanya akan ada 1 macam gamet pada sel kelamin jantan pada testis sasuke yaitu sel gamet jantan yang membawa gen S (tipe iris Sharingan).
Kembali kita menerapkan hukum Mendel II yang mengatakan bahwa sel-sel kelamin akan membentuk gamet dengan pasangan gametnya terjadi secara bebas, kita bisa memprediksi persentase kemungkinan anak-anaknya memiliki iris jenis yang mana? kemungkinan iris anak-anaknya dalam setiap kelahiran adalah 100% bertipe iris Sharingan. Hal ini disebabkan karena gen S sasuke pasti akan bertemu dengan s sakura. Jadi tipe susunan allel anak mereka pasti Ss. karena S bersifat dominan daripada s maka sifat S akan muncul dalam fenotip. Jadi anak mereka pada kasus kedua ini semuanya pasti mata dengan tipe iris Sharingan.
Selain konsep-konsep di atas Anda harus menguasai dengan baik istilah berikut ini:
- F1 = keturunan I
- F2 =Keturunan II
- Fn = keturunan ke-n
Setelah Anda pahami dengan baik konsep dan istilah di atas mari kita pelajari mengenai persilangan monohidbrid. Untuk itu sebaiknya kita pelajari apa yang telah dilakukan oleh bapak Genetika kita yaitu Gregor Mendel. GM adalah seorang biarawan yang melakukan penelitian disebuah kebun. Penelitian yang dilakukannya adalah persilangan pada tanaman Pisum sativum (kacang kapri). Dari penelitiannya itu disilangan antara tanaman yang memiliki :
- biji (bulat dan keriput),
- warna kulit biji (kuning dan hijau)
- warna bunga (ungu dan putih)
- tinggi tanaman ( tinggi danpendek) ....... (karakter yang ditulis di sini hanya sebagian saja dari karakter yang diteliti oleh Mendel, masih ada karakter yang lain)
gambar 1. 7 karakter yang diteliti Mendel[/caption]
Pada persilangan pertama dihasilkan semua karakter anakan(F1) 100%bulat, kuning, ungu dan tinggi. Bisa disimpulkan sifat-sifat tersebut mendominasi dibandingkan sifat lainnya. Akan tetapi pada keturunan kedua diperoleh hasil yang berbeda untuk setiap karakternya menghasilkan perbandingan dominan : resesif adalah 3:1
Hal ini berarti dalam keturunan pertama (F1) pada kromosomnya membawa 2 sifat yang berbeda pada masing-masing alel-nya. Artinya Individu induknya (parental) masing-masing hanya terdiri dari alel yang membawa sifat yang sama. Jantan membawa sifat dominan dan individu betina membawa sifat karakter resesif ataupun sebaliknya. Jadi ketika sesama F1 dikawinkan akan memunculkan karakter yang bersifat resesif. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
gambar 2. persilangan monohibrid dengan menggunakan karakter tinggi tanaman[/caption]
Perhatikan di gambar 2 untuk bagian generasi parental. Pada gambar tersebut terlihat dua individu yang disilangkan, masing-masing bersifat homozigot. Satu tanaman homozigot resesif (tt)sedangkan tanaman yang lain homozigot dominan (TT).
Sebagai akibatnya setiap individu akan mengalami meiosis dan akan menghasilkan 1 macam gamet. Homozigot dominan akan menghasilkan gamet tinggi dominan (T), sedangkan individu yang lain akan menghasilkan gamet pendek resesif (t). dan ketika terjadi persilangan gamet jantan dan gamet betina akan bertemu dan menghasilkan individu dengan gamet Tt. Artinya individu baru ini akan memiliki kenampakan tanaan tinggi. Contoh ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai genotip dan fenotip . sifat tinggi adalah fenotip,sedangkan Tt adalah genotip.
Pada persilangan berikutnya saya akan menjelasan mengenai hukum Mendel I. perhatikan persilangan ke-2. Pada persilangan kedua dilakukan persilangan antara F1 dengan F1 yang lain. Artinya tanaman tinggi dengan genotip Tt disilangkan dengan tanaman tinggi yang bergenotipTt juga. Kembali kita ingat Hukum Mendel I yaitu bahwa alel akan berpisah secara bebas. Artinya Alel pada setiap individu yang akan disilangkan dengan komposisi Tt (membawa sifat tinggi dan rendah) akan memisah pada waktu proses meiosis menjadi T dan t.
gambar 3. Skema pemisahan alel/pembentukan kemungkinan gamet (hukum Mendel I-4 keterangan dengan 4 bola putih); penyusunan alel kembali (Hukum Mendel II-keterangan dengan 4 bola warna merah)
Kemudian setelah terbentuk gamet (hukum Mendel I) kita akan melanjutkan ke hukum Mendel II yaitu hukum penyusunan alel terjadi secara bebas. T dan t dari individu jantan akan bertemu dengan T dan t dari individu betina. proses penyusunan alelnya terjadi secara bebas.
Jadi pada akhir pembuahan bisa dihasilkan individu dengan karakter genotip TT, Tt dan tt. Hanya saja nilai kemungkinannya atau persentasenya saja yang berbeda. Untuk spesies yang menghasilkan keturunan yang banyak dalam sekali perkawinan maka digunakan persentase sedangkan jika spesiesnya manusia yang umumnya menghasilkan sati individu dalam setiap perkawinannya maka digunakan istilah kemungkinan.
Pada contoh gambar diatas maka kemungkinan yang terjadi dari hasil perkawinan untuk genotip TT adalah 1 diantara 4, Tt adalah 2 diantara 4, tt 1 diantara 4. darihasil perkawinan dihasilkan persentase :
- genotip TT adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman tinggi homozigot)
- genotip Tt adalah 2/4 x 100% = 50% (tanaman tinggi heterozigot)
- genotip tt adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman rendah)
Demikianlah penjelasan mengenai konsep-konsep dalam memahami hukum mendel . Untuk memahami lebih lanjut, silahkan ikuti uraiannya di persilangan dihibrid pada postingan berikutnya.
atau untuk latihan bisa berkunjung ke link berikut
http://wps.pearsoned.com.au/sf4_2/132/33906/8680079.cw/-/8680086/index.html
Semoga informasi ini membantu Anda. God Bless Us.
Genetika
1. Persilangan monohibrid
2. Persilangan dihibrid
3. penyimpangan semu hukum Mendel
4. Pautan
5. Pindah silang
6. Alel ganda
Tapi sebelumnya sebaiknya Anda pahami dahulu konsep-konsep mengenai materi genetik yang menjadi dasar dalam mempelajari bagian ini
Monday, September 17, 2012
Kontraksi otot
Teori pergeseran filament | Sliding Filament Theory | Otot Lurik
Sliding filament theory atau teori pergeseran filamen adalah cara otot berkontraksi. Saya sarankan Anda memahami dahulu struktur otot sebelum mendalami teori ini.
Diagram di bawah ini mampu menjelaskan teori tersebut.
Pada dasarnya setiap serabut otot tersusun atas serabut tipis yang disebut miofibril. miofibril ini mengandung struktur yang lebih sederhana lagi yaitu filament aktin dan miosin. Filamen-filament ini saling bergeser keluar masuk /tumpang tindih yang menghasilkan kontraksi dan relakssasi otot sehingga disebut dengan toeri pregeseran filament.
Diagram tersebut menunjukkan bagian dari miofibril yang disebut sarkomer. Sarkomer adalah unit terkecil kontraksi otot Sarkomer tersusun berulang-ulang sepanjang miofibril.
Perhatikan hal-hal yang perlu diingat dengan cepat mengeani struktur yang terlibat dan mekanisme kontraksi dan relaksasi otot.
- Miofibril: sebuah bentukan silindris yang memanjang sepanjang otot lurik, yang mengandung filamen aktin dan miosin.
- Sarkomer: Struktur dan fungsional terkecil kontraksi otot. ditemui pada miofibril. dibagi menjadi pita H, A dan I.
- Aktin: filament kontraktil yang tipis yang mengandung sisi "aktif" dan "ikatan".
- Miosin: portein filamen yang lebih tebal dengan penonjolan yang dikenal dengan kepala miosin.
- Tropomiosin: sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
- Troponin: protein kompleks yang melekat pada Tropomiosin.
Inilah detailnya. Proses kontraksi otot terjadi dalam 5 tahapan proses
Here is what happens in detail. The process of a muscle contracting can be divided into 5 sections:
- Impulse saraf tiba di neuromuscular junction, yang mengakibatkan pembebasan asetilkolin. Kehadiran asetilkolin menyebabkan depolarisasi yang kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca keluar dari retikulum sarkoplasmik.
- Dengan meningkatnya ion Ca, akan menyebabkan ion Ca bisa terikat pada troponin dan mampu mengubah strukturnya. Perubahan struktur toponin karena ion Ca ini akan terbukanya daerah aktif tropomiosin yang yang tertutup oleh troponin. Kini kepala miosin akan mampu berikatan dengan filamen aktin membentuk aktomiosin.
- Perombakan ATP akan membebaskan energi yang dapat menyebabkan miosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga pemendekan otot. hal ini terjadi di sepanjang miofibril pada sel otot.
- Miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan putus ketika molekul ATP terikat pada kepala miosin. Pada saat ATP dipecah kepala miosin dapat bertemu lagi dengan aktin pada tropomiosin.
- proses kontraksi otot dapat berlangsung selama ada ATP dan ion Ca. Pada saat impuls berhenti, maka ion Ca akan kembali ke retikulum sarkoplasmik dan troponin akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin sehingga menyebabkan otot berelaksasi.
Perlu diketahui bahwa sebuah single power stroke menghasilkan pemendekan hanya 1% saja dari panjang otot jadi proses kontraksi harus dilakukan berulang-ulang.
sarkomer terbentang
Kontraksi Otot sebagian
Kontraksi otot penuh
Perhatikan pada khusus pada pita H dan I yang akan mengalami pemendekan